Archive for April 2015

Halo, maaf udah lama ga update blog saya. (Bentar, emang ada readersnya ya?)
Jadi 2 bulan terakhir ini banyak sekali pengalaman-pengalaman yang menurut saya jadi unforgettable di hidup saya. Dimulai dari lolos OSK lagi dengan nilai yang cukup memuaskan, terus pergi ke Bandung buat pelatihan, mengikuti seleksi OSP di Surabaya, dan berlatih competitive programming.
Post tentang pengalaman-pengalaman itu menyusul nanti, tapi hari ini, saya mau menulis tentang berakhirnya perjalanan saya di olimpiade sains tingkat SMA karena ketidak berhasilan saya lolos ke tingkat nasional.
Yup, saya nggak lolos ke tingkat nasional dan tidak berhasil masuk 7 besar Jawa Timur untuk mewakili Jawa Timur di tingkat Nasional pada tanggal 18 - 24 Mei 2015 nanti di Yogyakarta, dan tentunya hal ini menandai akhirnya perjuangan dan perjalanan saya di Olimpiade Sains tingkat SMA karena ini adalah tahun terakhir saya.

The regrets won't stop coming.
Ya, penyesalan selalu datang terlambat. Setelah mendengar kabar bahwa saya tidak lolos, segala penyesalan langsung datang begitu saja. Banyak hal yang saya sesalkan. From: why didn't I start early ? Why i'm not focused enough? Why I procrastinated too much? Why I was not able to manage my time? Why I was not able to control my own self at that time? Begitu banyak penyesalan yang datang , sama seperti tahun lalu. Saya sendiri sudah sadar bahwa setelah mengerjakan OSP 2015 kemarin, saya kurang puas dengan performa saya. Bahkan saya sangat kecewa dengan performa saya di OSP 2015 ini. Selama hari itu juga, saya terus memikirkan soal yang harusnya bisa saya jawab jika saya lebih tenang dan teliti. Tetapi pada hari itu juga, I found my resolve. Saya bertekad apapun hasilnya akan saya terima dengan hati yang besar. Mengapa? Karena saya percaya bahwa semua ini adalah jalan Tuhan untuk menunjukkan kepada saya bahwa saya tidak bisa hidup dari cara-cara dan pikiran saya sendiri, tetapi Tuhan ingin menunjukkan kepada saya bahwa I must live from His Will alone. Seringkali, saya (dan mungkin kalian yang sedang baca ini) meminta Tuhan untuk menuruti keinginan dan kehendak kita sendiri secara sadar maupun tidak sadar, kita berdoa untuk meminta Tuhan mengabulkan kehendak dan keinginan kita sendiri. Jelas ini salah, meskipun saya sudah tidak pernah melakukan ini secara sadar, saya rasa secara tidak sadar saya berpikir menggunakan cara-cara saya sendiri, dan berharap bahwa I can become an ideal person that I've thought. Inilah kesalahan terbesar saya. Saat kita berpikir bahwa kita mampu, itu adalah kesalahan besar. Karena semua hikmat, semua kepintaran dan kecerdasan, serta semua kemampuan itu berasal dari Tuhan dan milik Tuhan saja. Tanpa Tuhan kita tidak ada apa-apanya. Ini satu  hal yang saya tangkap setelah OSP selesai. Maka dari itu apapun hasilnya saya akan terima, karena ini salah satu cara Tuhan untuk lebih menyadarkan saya, pikir saya begitu waktu itu.

An end to my journey
Saya sangat bersyukur saya bisa kenal Olimpiade Komputer, looking back so far hidup saya sudah banyak berubah gara-gara olimpiade komputer ini. Saya yang dari dulu nya saat kecil memiliki worst personality dan tidak punya tujuan konkrit dalam bidang pendidikan, sekarang berhasil memiliki perspektif atau pandangan yang berbeda terhadap dunia ini. Because of competitive programming(Olympiad in Informatics), I've realized how big this world is, and how small I am compared to them. Saya sangat bersyukur diberikan kesempatan oleh Tuhan untuk dapat berkompetisi di ajang seleksi Olimpiade Sains tingkat sekolah, kabupaten dan provinsi. Berkat itu semua, saya bisa menjadi orang yang lebih menatap masa depan yang Tuhan rancang atas hidup saya. Bukan menatap dan berharap akan mimpi-mimpi saya. Di saat orang pada jaman sekarang berkata: "Bermimpilah setinggi langit!", bapak rohani saya mengatakan kepada saya bahwa saya tidak perlu bermimpi setinggi langit, bahkan saya tidak perlu bermimpi, tetapi yang saya perlukan hanya menarik masa depan yang sudah dirancang olehNya atas hidup saya. Dan sekarang, saya sadar benar bahwa statement  bapak rohani saya itu benar. Secara tidak sadar, saya berekspektasi terlalu tinggi atas hidup dan diri saya sendiri, bahwa saya mampu dan bisa, dan ini mengakibatkan kebencian dan perasaan self-disgust saat saya gagal. Yang harus saya sadari sekarang adalah, competitive programming tidak boleh menjadi lebih dari sekedar hobi dalam hidup saya. Tidak ada alasan untuk terlalu menaruh hidup saya dalam bidang olimpiade dan kompetisi, olimpiade dan kompetisi adalah salah satu titik dari hidup saya yang telah mengajarkan sesuatu yang sangat penting dalam hidup saya, dan kalau memang saya mendapatkan prestasi dari keikutsertaan saya, itu hanyalah bonus dari Tuhan yang diberikan kepada saya. Don't expect too much from yourself. Gagal adalah ketika kita tidak memutuskan untuk bangkit lagi. Saya percaya bahwa masih banyak hal yang harus saya perjuangkan dalam hidup ini lagi. Masih banyak event-event competitive programming kedepan yang bisa dijadikan salah satu tiket untuk menentukan universitas saya, selalu ada harapan demi harapan yang diberikan Tuhan kepada saya. Maka dari itu, sekali lagi saya sangat bersyukur , pengalaman dan perjuangan saya di olimpiade ini adalah hal yang tidak akan pernah saya lupakan dalam hidup saya. Ke depannya, saya akan lebih mempersiapkan diri lagi untuk mencari scholarship untuk perguruan tinggi.
-To enjoy competitive activities, you need to be really good. (Coach Ukai, Haikyuu)

An end to my journey at olympiad

Comments : 3
Posted: Selasa, 07 April 2015
>
<

Followers

Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts

Total Pageviews

- Copyright © 2013 Albertus Angga - DJogzs - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -